Monday, September 15, 2008

Kepanikan di bursa saham



Dalam dunia yang sudah terhubung secara global yang nyaris tanpa ada batas maka kejadian di satu belahan negara akan memberi pengaruh pada belahan negara lainnya. Ada istilah kalau Amerika Serikat bersin-bersin maka negara-negara lain akan kena flu. Padahal sekarang ini Amerika Serikat kena flu, jadi negara-negara lain bisa opname nih.
Kemarin salah satu Investment Bank terbesar di USA yaitu Lehman Brothers menyerah tidak bisa melanjutkan bisnisnya dan meminta perlindungan Chapter 11. Beberapa perusahaan keuangan lainnya sedang menunggu antrian untuk mengalami hal yang sama. Persoalan utamanya adalah krisis likuiditas yang akut akibat terjadinya default dalam investasi subprime mortgage. Sebetulnya kalau masalahnya berhenti di USA saja kita akan tenang-tenang saja. Akibat kekurangan likuiditas dalam skala raksasa tersebut maka untuk enutupi kekurangan likuiditas tersebut yang sudah jatuh tempo, para investor terpaksa mencairkan investasinya di tempat-tempat lain guna menutup kewajiban jatuh tempo (margin call pada umumnya).
Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia menderita karenanya. Dana-dana asing yang tertanam di saham-saham perusahaan Indonesia dijual secara hampir serentak. Indeks IHSG yang menyentuh level tertingginya awal tahun ini sebesar 2800 berangsur-angsur turun atau jatuh bebas pada hari ini menyentuh level 1500 an. Turun hampir 50 %. Luar biasa.
Pertanyaannya : apakah level ini sudah mencapai dasar, sehingga ini merupakan titik dimana investor bisa mulai masuk kembali ke bursa? Tak ada seorangpun yang tahu, karena kalau tahu jawabannya mungkin sudah kaya dari dulu. Para analis BNI sekuritas mencoba membuat analisa teknikal dari pergerakan indeks ini. Menurut para analis ini, level indeks antara 1580 - 1877 dianggap sebagai penahan bawah (support level), kalaupun tertembus serendah-rendahnya akan tertahan di level 1280. Berdasarkan analisa ini maka pergerakan harga IHSG kelihatannya sudah berada di level dasar (bottom) atau paling tidak mendekati level dasarnya. Bursa saham adalah satu2nya tempat bila ada diskon besar2an para pembelinya malah takut (tidak seperti di mall atau supermarket kalau ada diskon besar orang antri beli). Padahal salah satu unsur kesuksesan dalam berinvestasi adalah Buy low and sell high. Inilah salah satu kesempatan untuk membeli saham dengan harga murah. Mungkin saat kita beli sekarang saham masih akan turun lagi, tetapi bila kita punya horison waktu yang panjang, mungkin saat ini adalah kesempatan emas untuk memiliki saham-saham perusahaan top Indonesia dengan harga murah. I certainly think this is once in a life time opportunity. Get in early at this level, maintain your long time horizon, apply cost averaging technique, and invest in small increment regularly. I hope you are all doing well with your investment.

No comments: