Thursday, November 15, 2007

Kaya tapi miskin (1)

Saya ingat pengalaman sekolah di Amerika 15 tahun yang lalu. Saya dapat bea siswa dari GE (General Electric) dalam bentuk uang $1200/bulan dan semua biaya uang sekolah, makan, apartemen, asuransi kesehatan ditanggung dalam bentuk pembayaran langsung ke institusinya. Atas kebaikan perusahaan tempat saya bekerja, gaji saya sebagai karyawan masih terus dibayar tanpa ada potongan selama sekolah dengan program 2 tahun. Jadi saya merasa kaya waktu itu, apalagi saya tahu persis teman2 yang dapat beasiswa lainnya dapatnya cuma sekitar $600-700 untuk semuanya kecuali uang sekolah. Waktu itu dengan $ 1200/bulan buat uang saku saja sudah bisa buat saya petentang petenteng.
Selanjutnya atas saran teman yang sudah lebih lama tinggal disana, surat keterangan dapat beasiswa $1200/bulan ini saya bawa ke Public Health & Safety Dept. (kalau disini mungkin dinas sosial begitu). Disana surat itu dibaca (keterangan mengenai biaya uang sekolah, makan, apartemen, asuransi dll yang ditanggung langsung dalam surat lain dan tidak saya tunjukkan). Menurut evaluasi mereka dalam waktu 5 menit (cepat sekali), saya dikategorikan miskin karena hanya punya pendapatan kurang dari $ 1500/bulan, sehingga dinyatakan berhak mendapatkan bantuan susu,telor, keju dalam bentuk voucher setiap minggu (tidak dalam bentuk tunai). Wah ini seperti dapat pukulan knock out dari Mike Tyson. Senang dapat bantuan telor susu keju setiap minggu tapi harga diri terpukul. Wong merasa kaya kok dianggap miskin(bersambung ke (2))

No comments: